Perajin Tahu & Tempe Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

Perajin Tahu & Tempe Keluhkan Naiknya Harga Kedelai

BOJONG  –  Naiknya harga kedelai impor membuat para perajin tahu dan tempe di Komplek Kampung Tahu di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah mengeluh, mereka harus bertahan dengan tetap berjualan dengan untung tipis meski harga kedelai kini mencapai angka tertinggi yaitu Rp 11 ribu perkilogramnya.

 

Suasana kampung tahu di Desa Babalan Lor  Bojong Kabupaten Pekalongan kini tidak seramai dulu, sebelum harga kedelai melonjak hingga Rp 11 ribu perkilogramnya hampir sebagian besar rumah warga memproduksi tahu dan tempe.

 

Namun kini hanya beberapa saja seperti salah satu rumah ini yang tetap memproduksi tahu meski harga kedelai tinggi, sejak ramadan hingga dua pekan setelah lebaran, belum ada tanda-tanda harga kedelai impor menurun.

 

Mohammad hadi salah seorang pengrajin tahu mengatakan, kenaikan harga kedelai dari delapan ribu sampai Rp 11 ribu merupakan kenaikan tertinggi, untuk bertahan agar tetap mendapat untung, Hadi memperkecil ukuran tahu pada tiap papan.

 

Tiap papan yang biasanya berisi delapan puluh buah tahu kini pengrajin memperkecil ukuran sehingga bisa 90 buah, sementara perajin tidak berani menaikkan harga tahu perbijinya karena takut pembeli kabur.

 

Sementara Pengurus Paguyuban Kampung Tahu menjelaskan hanya tersisa tujuh pengrajin tahu dan tempe saja di Desanya, dari semula mencapai 25 sampai 30 pengrajin saat harga kedelai tidak tinggi, mereka kini beralih pekerjaan karena selalu rugi menjual tahu dan tempe.

 

Para pengrajin berharap Pemerintah mengerti apa yang dialami para pengrajin tahu tempe atas kenaikan harga kedelai impor.(4son-6us)

Share

15 komentar untuk “Perajin Tahu & Tempe Keluhkan Naiknya Harga Kedelai”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *